Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Pendidikan Berbasis Agama dan Kearifan Lokal

Gambar
Oleh : Rima Syahfitri, S.Ag.*) Dunia pendidikan kekinian tidak seperti dahulu. Pada era 80 dan 90 an, siswa begitu hormat terhadap sosok guru, apa pun sanksi diberikan kerap diterima dengan lapang dada. Mengadu ke orang tua jangan berharap mendapat bantuan moril, sebaliknya orang tua mendukung keputusan sang guru. Guru pun tulus memberi pengajaran dan pembelajaran. Namun, beberapa tahun terakhir, adab guru dan murid, serta murid dengan guru, mencoreng wajah pendidikan. Kita dikejutkan kejadian siswa mem- bully gurunya di hadapan rekan sekelas, siswa melakukan perlawanan dengan kekerasan, dan begitu pula sebaliknya guru melecehkan siswa serta banyak lagi kejadian yang tak patut di sebuah institusi yang notabane adalah sebuah wadah tempat berkumpulnya orang-orang yang terdidik. Pemberitaan negatif menyoal pendidikan yang kadang viral di media social dan televisi, sangat miris dan tak harus terjadi. Ada yang salah? Guru atau siswa terutama yang berkaitan dengan sikap budi peke

Catatan untuk Denny J.A.: NKRI Bersyariah atau Ruang Publik yang Manusiawi?

Oleh : Rima Syahfitri, S.Ag . Denny Januar Ali mengundang polemik. Denny J.A. mengundang polemik kalangan dengan pendapatnya jika suatu keyakinan ( belief ) sebagai pengalaman hidup bisa dikuantifikasi ke dalam suatu indeks (terukur, red). Denny mengemukakan peringkat yang dimaksud adalah berkisar hubungan sosial menurut Alqur’an. Apakah pengalaman sosial tidak bisa diuji secara rasional. Denny dalam tulisannya memberikan alasan atas tulisan yang dibuatnya, kepercayaan (belief) membutuhkan tafsir. Dalam (filsafat) fenomenologi agama, ajaran (doktrin) agama dan pengalaman individu adalah dua elemen yang saling melengkapi, yang satu sama lainnya saling menginformasikan. Sederhananya, seorang makin beriman dampak dari pengalaman hidupnya, atau pengalaman hidup seseorang makin berkualitas sejalan makin mendalamnya keimanan. Alasan yang dikemukakan oleh Denny J.A., masuk akal, dalam Alquran surat   Al Baqarah ayat 44 - 46, Allah SWT menerangkan bahwa : “Mengapa kamu suruh oran